Glittery texts by bigoo.ws
Google
University Gunadarma
Cumicumi
21Cineplex
Indowebster
Youtube
Facebook
Youtube
Facebook
Sabtu, 26 Desember 2009
Sabtu, 26/12/2009 15:53 WIB
Ramdhania El Hida - detikFinance
Penjualan Parsel Anjlok Tajam
Jakarta - Hari Raya Natal tahun ini rupanya belum membawa berkah bagi para pedagang parsel. Penjualan parsel merosot tajam jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Menurut Nyai, salah seorang penjual parsel di pasar Cikini, penjualan parsel pada Natal tahun ini merosot tajam hingga 75-85% jika dibandingkan dengan penjualan tahun lalu dengan harga jual kisaran Rp 100-800 ribu untuk parsel makanan dan Rp 300-700 ribu untuk parsel keramik. Nyai menyatakan memang pembelian parsel sempat ramai pada H-7 sebelum Natal tetapi tidak seramai tahun lalu.
"Anjlok!!! Mungkin itu kata yang tepat untuk penjualan parsel tahun ini," keluh Nyai saat ditemui detikFinance di tokonya, Sabtu (26/12/2009).
Pedagang asli Cikini mengeluh karena penurunan penjualan itu, ia belum bisa mengembalikan modal yang dipinjamnya. "Ini kan modal pinjaman, jadi ya belum balik modal. Kita pasrah saja," ujarnya.
Untuk mengembalikan modal tersebut, berbagai usaha ditempuh Nyai dan beberapa pedagang parsel di pasar ini. Salah satunya dengan menjadi penghias parsel. Dengan usaha ini, paling tidak Rp 10-20 ribu bisa didapatkan mereka dari ongkos hias sebesar Rp 85 ribu per parsel.
Selain itu, mereka juga menyimpan barang-barang yang tidak terjual pada Natal kali ini untuk kembali dijual pada Tahun Baru, Valentine, dan Imlek. Namun, mereka tidak menggantungkan pendapatannya pada hari-hari tersebut karena dipastikan hanya beberapa orang saja yang memesan parsel.
Menurut Nyai, salah seorang penjual parsel di pasar Cikini, penjualan parsel pada Natal tahun ini merosot tajam hingga 75-85% jika dibandingkan dengan penjualan tahun lalu dengan harga jual kisaran Rp 100-800 ribu untuk parsel makanan dan Rp 300-700 ribu untuk parsel keramik. Nyai menyatakan memang pembelian parsel sempat ramai pada H-7 sebelum Natal tetapi tidak seramai tahun lalu.
"Anjlok!!! Mungkin itu kata yang tepat untuk penjualan parsel tahun ini," keluh Nyai saat ditemui detikFinance di tokonya, Sabtu (26/12/2009).
Pedagang asli Cikini mengeluh karena penurunan penjualan itu, ia belum bisa mengembalikan modal yang dipinjamnya. "Ini kan modal pinjaman, jadi ya belum balik modal. Kita pasrah saja," ujarnya.
Untuk mengembalikan modal tersebut, berbagai usaha ditempuh Nyai dan beberapa pedagang parsel di pasar ini. Salah satunya dengan menjadi penghias parsel. Dengan usaha ini, paling tidak Rp 10-20 ribu bisa didapatkan mereka dari ongkos hias sebesar Rp 85 ribu per parsel.
Selain itu, mereka juga menyimpan barang-barang yang tidak terjual pada Natal kali ini untuk kembali dijual pada Tahun Baru, Valentine, dan Imlek. Namun, mereka tidak menggantungkan pendapatannya pada hari-hari tersebut karena dipastikan hanya beberapa orang saja yang memesan parsel.
"Order untuk Tahun Baru memang ada, tetapi kita tetap menggantungkan pada Lebaran karena saat itu saja yang jumlah pemesannya lebih banyak dibanding Hari raya lainnya," ungkap Nyai . Nyai memperkirakan turunnya penjualan parsel tahun ini disebabkan panasnya suasana politik di Indonesia. Apalagi beberapa pejabat pemerintah dicurigai sebagai pelaku korupsi. Hal inilah yang sepertinya membuat takut masyarakat untuk memberi parsel karena takut dituduh melakukan usaha KKN. "Mungkin karena di atas berantem masalah Century dan lain-lain kali, jadi bikin takut masyarakat," ungkapnya.
Seperti yang kita ketahui, pada tahun 2003, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah memberikan larangan pemberian parsel kepada institusi maupun orang yang mengatasnamakan institusi untuk mencegah praktik Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN). semenjak itulah penjualan parsel menjadi tidak stabil. Pedagang parsel lain yang juga berjualan di Pasar Stasiun Cikini tersebut, Sri, menceritakan saat munculnya larangan itu dirinya dan beberapa pedagang parsel sempat demo ke KPK karena terjadinya penurunan penjualan. Namun, rupanya pemerintah tidak menggubris. "Kami datang ke KPK dan rumah anggota KPK, tapi mereka diam saja," ujar Sri. Namun, semenjak pemerintahan SBY yang mendukung usaha kecil dan menengah (UKM), penjualan parsel kembali meningkat. Hanya saja entah karena alasan apa, penjualan parsel tahun ini kembali menurun.
Label: Berita
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)