Glittery texts by bigoo.ws
Google
University Gunadarma
Cumicumi
21Cineplex
Indowebster
Youtube
Facebook
Youtube
Facebook
Jumat, 12 Maret 2010
PENCITRAAN PERUSAHAAN BANK
Menariknya, hampir dalam setiap keseharian kita selalu dibombardir dengan sejumlah iklan dari berbagai media. Mulai dari tayangan lewat TV saat bangun tidur, iklan lewat radio saat di mobil, iklan outdoor dipinggir jalan, sampai dengan iklan di toilet yang sekadar berupa stiker dengan logo produk tertentu. Inilah bukti bahwa kehidupan kita memang tidak dapat dilepaskan dari tayangan iklan dan komersialisasi.
Tak sekadar tayangan iklan, corporate branding sejatinya sangat lekat dengan visi dan misi perusahaan dalam jangka panjang. Mungkin sebagian besar dari Anda pernah melihat iklan Bank Rakyat Indonesia. Melalui konsep komunikasi pemasaran yang sederhana dan sesuai dengan target marketnya, Bank yang kental dengan nuansa mikro dan kredit ini toh akhirnya mampu mengaksentuasi tayangan iklan yang menarik. Dengan mengusung endorser masyarakat pedesaan, upaya Bank Rakyat Indonesia untuk mencitrakan diri sebagai bank yang dekat dengan masyarkat nyatanya berhasil sukses.
Lalu apa buktinya? Meski di tengah iklim usaha yang sedikit terseok-seok, toh pada akhirnya, Bank Rakyat Indonesia mampu melaju dengan performa laba perusahaan sampai dengan 30 persen pada 2008 kuartal I. Tak hanya itu, pertumbuhan kredit mikro BRI pun juga kian kinclong di beberapa daerah. Bahkan jika kita tengok lebih jauh, BRI makin luas menyasar ke semua wilayah, sampai pada level kecamatan.
Konsep corporate branding yang disandingkan dengan upaya untuk menjaga agar kue pasar tetap kokoh, sejatinya merupakan tujuan utama yang hendak dicapai. Meski beberapa bank saat ini gencar berpromosi dan sedikit latah dengan melahirkan produk micro banking, sebagai salah satu bank tertua di negeri ini, pada akhirnya BRI mampu menasbihkan posisinya sebagai salah satu Bank papan atas di negeri ini.
Kredibilitas, adalah kata yang tepat untuk menggambarkan betapa BRI telah membangun citranya sebagai bank milik rakyat selama puluhan tahun. Jejak langkah BRI memang sempat pasang surut di tengah terpaan ekonomi yang kadang sulit diprediksi. ”BRI adalah bank kaum wong cilik” begitulah kiranya kalimat yang dilontarkan oleh nasabah loyal dari bank yang sebenarnya tak kalah hebat dengan grameen bank milik Mohamad Yunus, Bapak peraih nobel dunia ekonomi asal Bangladesh.
Kredibilitas Vs realitas
Tak banyak yang paham dan sadar bahwa kredibilitas sejatinya merupakan aset perusahaan. Bagaimana pun perlu waktu yang tidak pendek untuk membangun corporate branding. Selain diperlukan upaya dan biaya yang tidak murah, belakangan perusahaan mulai gencar menjaga agar image perusahaan tetap terjaga di mata stake holder atau pihak-pihak yang berkepentingan. Tengok saja sejumlah perusahaan papan atas yang kini mulai mengusung berbagai program yang mampu mendongkrak image mereka.
Lalu apa tren perusahaan membangun citra perusahaannya? Selalu ada banyak cara untuk membuat banyak pihak percaya. Begitulah kiranya yang diyakini oleh para pelaku bisnis di hingga kini. Berbagai cara pun ditempuh untuk membangun corporate brand, mulai dari program rebranding dan perggantian logo, Public Relation yang berkesinambungan, sampai dengan keterlibatan media dalam mendorong pencitraan perusahaan melalui sejumlah event.
Disadari atau tidak, kegiatan branding bagi perusahaan telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan bisnis mereka. Meskipun efeknya tidak secara langsung berpengaruh pada saat itu, namun strategi pencitraan perusahaan justru menjadi jembatan untuk membangun kepercayaan berbagai pihak. Pemerintah sebagai regulator, investor dan pemegang saham, bahkan konsumen hanyalah sebagian kecil komponen yang akhirnya memberikan penilaian positif bagi perusahaan. Apalagi ujungnya kalau bukan good corporate governance.
Label: Tugazzz
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)