Glittery texts by bigoo.ws
Google
University Gunadarma
Cumicumi
21Cineplex
Indowebster
Youtube
Facebook
Youtube
Facebook
Jumat, 21 Mei 2010
Jakarta,
Menurut pengamat perbankan Aviliani, puluhan bank tersebut adalah bank skala kecil yang memiliki modal di bawah Rp 1 triliun. Meski tidak berdampak sistemik, jika semakin banyak bank berskala kecil yang menyusul dilikuidasi, maka bisa menurunkan kredibilitas perbankan nasional. Kondisi perbankan skala kecil ini makin diperparah karena tidak ada jaminan pinjaman antar bank. Padahal pinjaman antar bank merupakan salah satu alternatif bagi perbankan kecil untuk menambah modalnya.
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) adalah skema bantuan (pinjaman) yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami masalah likuiditas pada saat terjadinya krisis moneter 1998 di Indonesia Skema ini dilakukan berdasarkan perjanjian Indonesia dengan IMF dalam mengatasi masalah krisis. Pada bulan Desember 1998, BI telah menyalurkan BLBI sebesar Rp 147,7 triliun kepada 48 bank.
Audit BPK terhadap penggunaan dana BLBI oleh ke-48 bank tersebut menyimpulkan telah terjadi indikasi penyimpangan sebesar Rp 138 triliun.
Kemudian ditahun 2009, "Sekitar 30-50 bank yang bisa mengalami seperti itu. Mereka adalah bank yang modalnya Rp 1 triliun ke bawah. Memang tidak sistemik, karena ada 15 bank besar yang mengusasi 70% aset. Tapi kan pemerintah harus menyiapkan juga, apalagi yang bahaya adalah krisis kredibilitas," katanya ketika dihubungi detikFinance, Minggu (19/4/2009). Seperti halnya Bank milik perusahaan Bambang Rachmadi itu dilikuidasi oleh BI karena seretnya modal dan kredit macet yang membengkak.Bank-bank kecil memang sedang mengalami ujian likuiditas sejak krisis moneter global melanda mulai Oktober 2008. Sejak itu, kepercayaan nasabah pada bank-bank kecil menurun dan nasabah pun berbondong-bondong mengalihkan dananya ke bank-bank besar.
Bank-bank skala kecil pun makin kesulitan likuiditas. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab suku bunga bank enggan turun meski BI Rate sudah dipangkas beberapa kali.
"Inilah mengapa meski SBI turun, suku bunga bank tidak turun-turun. Karena bank sedang sulit mencari dana, mereka mencarinya dengan menjaga suku bunganya. Tapi dana yang didapat hanya bisa untuk likuiditas saja, tidak bisa untuk menyalurkan kredit lagi. Bagi bank yang portofolio kreditnya tidak banyak, begitu sebagian bermasalah, maka NPL-nya jadi membesar," jelasnya.
Sumber :
http://www.detikfinance.com/read/2009/04/19/163003/1117765/5/puluhan-bank-berpeluang-menyusul-likuidasi-bank-ifi
http://id.wikipedia.org/wiki/Bantuan_Likuiditas_Bank_Indonesia
Label: Tugazzz
Liputan6.com, Jakarta: Untuk memperluas pangsa pasarnya, perusahaan ritel asal Prancis, Carrefour, akan membeli mayoritas saham Alfa Supermarket. Carrefoer sepakat akan membeli 75 persen saham Alfa ,
beberapa gerai tepatnya 17 gerai, akan berubah nama menjadi Carrefour Express dengan total pembelian maksimum mencapai Rp 680 miliar. Sebenarnya total gerai yang dimiliki Alfa saat dibeli oleh Carrefour adalah 29. Tetapi beberapa gerai luasnya kurang dari 3.500 meter persegi. Dan ini kurang memenuhi syarat untuk disebut sebagai Hypermarket. Oleh karena itu gerai-gerai tersebut dibanding dengan nama Carrefour Express. Sisanya dengan nama Carrefour. Carrefour Express sendiri adalah format Supermarket yang dimiliki oleh Carrefour, disamping format Hypermarket yang sebelumnya telah dikenal luas dengan nama Carrefour.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Handaka Santosa, menilai upaya Carrefour memiliki mayoritas saham Alfa hanya sebagai strategi bisnis. Pembelian saham ini menurutnya tidak akan mempengaruhi persaingan bisnis ritel di Indonesia. Sementara itu, anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Erwin Syahril, menyesalkan belum adanya peraturan pemerintah tentang akuisisi perusahaan ritel. Sebab, ia melihat upaya pembelian saham Alfa ini akan berdampak terhadap persaingan usaha tidak sehat.
Menurut data KPPU, pangsa pasar Carrefour saat ini mencapai 40 persen dengan total penjualan Rp 7 triliun setiap tahun. Alfa sendiri memiliki puluhan gerai di seluruh Indonesia. Jika akuisisi Alfa berhasil, pangsa pasar keduanya bisa mencapai separuh dari keseluruhan bisnis ritel modern di Indonesia.(ADO/Tim Liputan 6 SCTV).
Sumber :
http://infopulsa.com/2007/12/24/carrefour-akuisisi-alfa-supermarket/
http://beritaretail.wordpress.com/2008/07/24/akuisisi-75-saham-alfa-oleh-carrefour/
Label: Tugazzz
Kamis, 20 Mei 2010
Merger Lippo dan Niaga menghasilkan nama baru CIMB Niaga
0 komentar Diposting oleh yUncemoon di 23.40 Sebelum digabung, Niaga adalah bank terbesar keenam di Indonesia dengan total aset Rp 54,8 triliun. Posisinya di bawah Bank Danamon yang punya aset jauh lebih tinggi, yakni Rp 94,5 triliun. Sedangkan, LippoBank berada diurutan kesepuluh dengan aset Rp 39,7 triliun. Lippo jauh tertinggal oleh Danamon, Niaga, Panin, Bank International Indonesia, Bank Permata dan Bank Tabungan Negara.
Setelah menunggu selama enam bulan, Bank Lippo dan Niaga akhirnya merger pada 3 Juni 2008. Rencananya bank hasil merger akan dinamakan Bank Commerce International Merchant Bankers (CIMB) - Niaga. Entitas Bank Niaga dipertahankan karena memiliki aset lebih besar, sedangkan nama Lippo masuk kotak sejarah. "Penggabungan itu akan menguatkan posisi CIMB-Niaga dalam persaingan industri keuangan di Indonesia," ujar Group Chief Executive CIMB Group, Dato' Nazir Razak, kemarin.
Menurut dia, kedua bank memiliki kelebihan masing-masing. Bank Niaga adalah pemain kuat di segmen korporat dan kredit perumahan. Sedangkan, LippoBank cukup kuat di usaha kecil menengah (UKM) dan sistem pembayaran. Dalam proses itu tidak ada pegawai yang akan dikeluarkan. CIMB-Niaga justru menambah ribuan pegawai baru untuk mempercepat ekspansi.
Berdasarkan data BI triwulan 1-2008, nilai aset CIMB Niaga sebesar Rp 54,82 triliun, sedangkan nilai aset Lippo sebesar Rp 39,73 triliun. merujuk pada data BI tersebut, total aset kedua bank setelah merger diperkirakan menjadi RP 94,55 triliun.
"Kami tak menjual salah satu bank, kami pilih menggabungkannya," ujar Wakil Perdana Menteri Malaysia YAB Dato Sri Mohd Najib Tun Abdul Razak saat penandatanganan merger kedua bank tersebut. Khazanah Berhad asal Malaysia adalah pengendali kedua bank, yakni LippoBank dan Bank Niaga.
Merger Niaga dan Lippo merupakan dampak dari diterapkannya aturan kepemilikan tunggal (single presence policy/spp) yang ditetapkan Bank Indonesia. Ketentuan SPP mewajibkan kepemilikan tunggal bagi pemegang saham pengendali di lebih dari satu bank. oleh karena itu, Khazanah Berhad selaku pemilik Bank Niaga dan Lippo memutuskan untuk melakukan merger.
Sebelum merger, Khazanah memiliki 93% saham bank Lippo melalui Santubong Investment BV dan Greatville Pte Ltd. Sedangkan di Bank Niaga sebesar 62,41% melalui CIMB Group penyedia jasa keuangan terbesar kedua di Malaysia milik Bumiputera-Commerce Holding Berhad (BCHB). Proses merger diperkirakan menelan dana sebesar Rp 1,112 triliun yang akan diambil dari dana internal CIMB, dengan perincian pengeluaran, 30 persen akan dikeluarkan pada 2008, pada 2009 dialokasikan 38% dan sisanya akan dikeluarkan pada 2010.
Proses merger dilakukan dengan pembelian 51% saham Bank Lippo oleh CIMB group dari Santubong ventures, anak usaha Khazanah Berhad, dengan nilai Rp 5,9 triliun. Dan selanjutnya, Khazanah akan mendapat 207,1 juta lembar saham baru di Bumiputera-Commerce Holding Berhad (BCHB), anak perusahaan CIMB Group. Setelah merger, CIMB dan Khazanah masing-masing menguasai saham sebesar 58,7% dan 18,7%.
Sumber :
http://buletinbisnis.wordpress.com/2008/06/03/cimb-niaga-nama-baru-bank-hasil-merger-lippo-dan-niaga/
http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2008/06/02/brk,20080602-124185,id.html
Label: Tugazzz
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)